Showing posts with label Packet Tracert. Show all posts
Showing posts with label Packet Tracert. Show all posts

Sunday 29 January 2017

Cara Konfigurasi Routing Dinamis (RIP) di Packet Tracer

Assalamualaikum

Routing adalah proses menghubungkan atau menyampaikan data dari satu host ke host lainnya pada network yang berbeda. Routing berjalan pada Layer Network. Pada sebelumnya saya telah berbagi tutorial tentang Routing Static, untuk kali ini saya akan membahas  tentang Routing Dinamis (Dynamic Routing).
Yang membedakan Dynamic Routing dengan Static Routing adalah pengisian Entry routing secara otomatis oleh Router tanpa harus dikonfigurasi oleh Network Administrator. Keunggulan lain dari Dynamic routing ini adalah apabila Topologi berkembang menjadi besar/berubah maka router dapat tetap digunakan, tanpa harus melakukan konfigurasi entry routing lagi.
Untuk praktek kali ini kita gunakan topologi yang sederhana menggunakan 2 buah Router. Pertama silahkan jalankan aplikasi Packet Tracer. Buatlah topologi seperti pada gambar berikut ;

Untuk ketentuan konfigurasi TCP/IP nya adalah sebagai berikut
Net ID Lab A    = 192.168.10.0/24
Net ID Lab B    = 192.168.30.0/24
Net ID Router A dan Router B  = 192.168.20.0/24



Sekarang kita setting IP Address untuk masing-masing PC client. Pada PC di Lab A berjumlah 2 PC masing-masing adalah sebagai berikut :
IP Address PC 1 Lab A

IP Address PC 2 Lab A

Untuk IP Gateway dari PC di Lab A adalah IP address dari salah satu interface dari Router A yang terhubung langsung dengan PC-PC di Lab A, dalam hal ini adalah interface Fa 0/1.
Konfigurasi IP address PC di Lab B adalah sebagai berikut
IP Address PC 3 Lab B

IP Address PC 4 Lab B

Sama dengan di Lab A, untuk IP Gateway dari PC di Lab B adalah berasal dari salah satu interface Router B yang terhubung dengan PC-PC di Lab B, dalam hal ini adalah interface Fa 0/1

Setelah PC-PC di masing-masing Lab sudah kita konfigurasi, selanjutnya adalah konfigurasi IP pada perangkat Router. Misalkan untuk Network ID antar Router adalah 192.168.20.0/24, maka konfigurasi IP address interface masing-masing adalah sebagai berikut ;
Agar PC-PC yang berbeda network bisa saling terhubung kita gunakan Routing Dinamis, dalam hal ini kita pakai RIP.
Sebelum kita setting Routing Dinamis, kita coba uji koneksi antar PC yang berbeda jaringan/network.
Uji koneksi dari PC di Lab A ke PC di Lab B

Uji koneksi dari PC di Lab B ke PC di Lab A

Dari hasil uji koneksi (PING) didapat bahwa antar PC yang berbeda network tidak bisa terhubung. Bahasa gampangnya adalah belum ada rute/jalur yang menghubungkan dari Lab A ke Lab B atau sebaliknya. Sehingga perlu kita buatkan/konfigurasikan Route-nya di masing-masing Router, yaitu menggunakan Routing Dinamis.Sebelumnya kita setting dahulu IP address dari masing-masing Router.

  • ROUTER A

  • ROUTER B




Berikutnya konfigurasi Routing Dinamis di Router A adalah dengan menambahkan semua Network ID yang ada di Router A tersebut, yakni Network 192.168.10.0 dan 192.168.20.0.



Sedangkan konfigurasi Routing Dinamis di Router B adalah dengan menambahkan semua Network ID yang ada di Router B tersebut, yakni Network 192.168.30.0 dan 192.168.20.0

Jika rute-rute/jalur sudah kita tentukan, selanjutnya kita uji koneksi masing-masing PC yang berbeda network.
Uji Koneksi dari PC Lab A ke Lab B

Uji Koneksi dari PC Lab B ke Lab A

Dari hasil uji koneksi dapat kita lihat bahwa antar PC yang berbeda network sudah bisa terhubung dengan baik karena rute-rute/jalur sudah kita tentukan sebelumnya menggunakan Routing Dinamis (RIP).

Demikian tutorial yang bisa saya share, semoga bermanfaat, 

Wassalam



Tuesday 27 December 2016

Konfigurasi Routing Statis (Static Routing) Basic

Assalamualaikum reader..


Kali ini saya akan mencoba belajar tentang Routing Statis (Static Routing). Sebelum masuk ke langkah konfigurasinya, kita coba cari tau sedikit apa itu routing, routing statis dan buat apa. Menurut wiki Routing adalah sebuah proses untuk meneruskan paket-paket jaringan dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah antar-jaringan (internetwork). Otomatis ada sebuah perangkat khusus untuk menangani proses ini, yaitu perangkat Router. Proses routing ini ada dua cara, Routing statis dan Routing dinamis. Dalam postingan kali ini saya lebih fokus ke Routing statis dulu ya... ☺
Routing static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual. Ciri-ciri routing statis adalah sebagai berikut:
  • jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
  • pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan
  • biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil

Jika routing yang digunakan adalah statis, maka konfigurasinya harus dilakukan secara manual, administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Maka dari itu routing statis ini tidak cocok untuk jaringan skala besar. Kalaupun tetap memaksa menggunakan routing statis akan membuang waktu seorang admin jaringan untuk melakukan update table routingnya.


Oke, sedikit penjelasan tentang routing statis, selanjutnya langsung praktekan dengan menggunakan aplikasi Packet Tracer.
Topologinya sederhana dulu, kurang lebih seperti ini


Buka aplikasi Packet Tracernya dulu
Router yang saya gunakan 2 buah sesuai topologi dan seri 1841.
Untuk PC/Host nya masing-masing jaringan saya contohkan 1 buah.


Gunakan automatic connection untuk menghubungkan router dengan PC



Ketentuan untuk TCP/IP masing-masing PC adalah sebagai berikut 
  • Network-ID untuk PC A ; 192.168.0.0 Sedangkan IP Address nya adalah : 192.168.0.2 Subnet Mask 255.255.255.0 dengan Gateway adalah 192.168.0.1. Alamat Gateway ini diambil dari interface/Lan Card dari router A yang terhubung langsung dengan PC A, dalam hal ini interface Fa 0/1.

  • Network-ID untuk PC B : 192.168.1.0. Sedangkan IP Address nya adalah : 192.168.1.2 Subnet Mask 255.255.255.0 dengan Gateway adalah 192.168.1.1. Alamat Gateway ini diambil dari interface/Lan card dari Router B yang terhubung langsung dengan PC B, dalam hal ini interface Fa 0/1


Sedangkan Network-ID antar Router A dan Router B adalah 192.168.2.0. Subnet mask 255.255.255.0
Router A memiliki 2 interface/Lan card, IP address untuk interface 1 (Fa 0/0) adalah 192.168.2.1/24 sedangakn interface 2 (Fa 0/1) adalah 192.168.0.1/24



Begitu juga untuk Router B memiliki 2 interface/Lan card, IP address untuk interface 1 (Fa 0/0) adalah 192.168.2.2/24 sedangakn interface 2 (Fa 0/1) adalah 192.168.1.1/24



Setelah semuanya terkonfigurasi TCP/IP nya, next kita masukkan/input jalur routing nya dari jaringan di PC A atau di PC B. Sebelumnya masing-masing PC belum bisa terhubung satu sama lainnya, bisa kita lihat pada gambar. 

Uji koneksi dari PC A ke PC B sebelum dirouting

Uji koneksi dari PC B ke PC A sebelum dirouting

Hal ini dikarenakan belum ada rute/jalur yang ditentukan. Rute/jalur ini kita masukkan di masing-masing perangkat Router. Karena ini menggunakan routing statis, maka dalam memasukkan rute/jalur dilakukan secara manual atau memasukkan sendiri.
Cara menentukan/input rute-rute ini adalah sebagai berikut
  • Router A 

Pada kolom Network kita isi dengan alamat jaringan yang akan kita tuju, dalam hal ini adalah Network-ID jaringan B (192.168.1.0). Sedangkan untuk kolom Next Hoop adalah pintu masuk (gateway) menuju ke jaringan PC B. Gateway ini adalah interface router B yang terhubung langsung dengan router A, dalam hal ini adalah interface Fa 0/0 dengan IP address 192.168.2.2


  • Router B

Langkahnya sama dengan Router A, pada kolom Network kita isi dengan alamat jaringan yang akan kita tuju, dalam hal ini adalah Network-ID jaringan A (192.168.0.0). Sedangkan untuk kolom Next Hoop adalah pintu masuk (gateway) menuju ke jaringan PC A. Gateway ini adalah interface router A yang terhubung langsung dengan router B, dalam hal ini adalah interface Fa 0/0 dengan IP address 192.168.2.1



Jika rute-rute (jalur routing) sudah diinputkan di masing-masing Router, selanjutnya kita coba untuk uji koneksi lagi masing-masing PC.
Uji koneksi dari PC A ke PC B setelah dirouting

Uji koneksi dari PC B ke PC A setelah dirouting

Demikian yang bisa saya bagikan tentang Routing Statis Basic, Jika ada yang berminat untuk file yang sudah jadi dalam bentuk .pkt, bisa di klik disini. Semoga bermanfaat.

Wassalam n keep Blogging..

Friday 23 December 2016

Konfigurasi VLAN Dasar dengan Packet Tracer

Dalam memanage jaringan pastinya kita membutuhkan banyak perangkat di setiap departemen/divisi. Perangkat yang dimaksud adalah Hub. Dalam suatu Perusahaan atau Instansi pastilah memiliki beberapa Divisi/Bagian, misal bagian keuangan, bagian marketing, bagian personalia atau kalo misal di instansi pendidikan ada Lab jurusan A, Lab jurusan B, Ruang perpus, Ruang Guru. Masing-masing divisi/bagian memiliki otoritas sendiri-sendiri, sehingga membutuhkan perangkat hub sendiri-sendiri.
Penerapan sebuah teknologi VLAN memungkinkan sebuah jaringan menjadi lebih fleksibel untuk mendukung tujuan bisnis. Virtual LAN atau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan (menggunakan perangkat lunak pengelolaan) sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda (wikipedia).
Berikut tutorial dasar dari VLAN dengan menggunakan software Cisco Packet Tracer. Disini saya akan membuat dua buah VLAN, VLAN A dan VLAN B.
Jalankan program Packet Tracer terlebih dahulu

Buatlah topologi seperti pada gambar berikut 

Kita bisa sedikit menghias gambar topologi dengan warna seperti berikut.
Cara memberi warna adalah 

Setelah itu kita setting IP masing-masing PC/Host misal ketentuannya sebagai berikut
VLAN A 
  •  PC 0 
            IP = 192.168.1.1
            Subnet Mask = 255.255.255.0


Lakukan dengan cara yang sama untuk PC yang lainnya
  • PC 1
           IP = 192.168.1.2
           Subnet Mask = 255.255.255.0
VLAN B
  • PC 2
          IP = 192.168.1.3
          Subnet Mask = 255.255.255.0
  • PC 3
           IP = 192.168.1.4
           Subnet Mask = 255.255.255.0

Setelah semua PC sudah terkonfigurasi IP addressnya, dilanjutkan dengan konfigurasi yang paling pokok yaitu pada perangkat Switch. Caranya tinggal klik Switch tersebut, pilih menu Config.

Buatlah VLAN dengan cara klik VLAN Database. Untuk membuat VLAN yang pertama (VLAN A) pada kolom VLAN Number masukkan nomor VLAN nya, kemudian pada kolom VLAN Name masukkan nama VLAN nya, misal :
  • VLAN A
          VLAN Number  = 2
          VLAN Name     = A
  • VLAN B
          VLAN Number  = 3
          VLAN Name     = B

Untuk VLAN Number = 1 sudah dipakai default jadi kita harus pakai nomor yang lain. 
Selanjutnya kita masukkan/daftarkan PC-PC melalui nomor port (interface port) di perangkat Switch sesuai dengan VLAN masing-masing. Sebelum kita daftarkan, kita harus tau PC tersebut terhubung di Switch pada interface port nomor berapa. 
Contoh penomoran interface port pada perangkat Cisco : Fa 0/1 (Port switch no 1), Fa 1/1 (Port Switch no 2) dst. Dalam kondisi default, aplikasi Packet Tracer tidak menampilkan nomor-nomor interface portnya. Untuk menampilkan nomor interface port kita bisa lakukan dengan cara berikut : Klik menu Options --- Preferences, beri tanda ceklis pada Always show port labels.

Kembali ke pengaturan port masing-masing PC ke Switch. Dalam gambar topologi terlihat bahwa PC 0 terhubung pada interface port Fa 0/1, PC 1 terhubung pada interface port Fa 1/1. Kedua PC tersebut terletak dalam VLAN A. Maka pengaturannya adalah sebagai berikut ;



Lakukan pengaturan yang sama untuk PC 2 pada interface Fa 2/1 dan PC 3 pada interface Fa 3/1, keduanya pada VLAN B.


Jika semua PC sudah didaftarkan pada interface port Switch, lanjutkan dengan pengujian.dari PC di VLAN A ke PC di VLAN B dan sebaliknya. 
Uji koneksi dari PC 0 (VLAN A) ke PC 2 (VLAN B)

Uji koneksi dari PC 0 (VLAN A) ke PC 3 (VLAN B)

Uji koneksi dari PC 2 (VLAN B) ke PC 0 (VLAN A)

Uji koneksi dari PC 2 (VLAN B) ke PC 0 (VLAN A)

Lakukan pengujian juga pada PC dalam satu VLAN. 
Uji koneksi dari PC 0 (VLAN A) ke PC 1 (VLAN A)

Uji koneksi dari PC 2 (VLAN B) ke PC 3 (VLAN B)

Dari hasil didapat kesimpulan bahwa Setiap PC/Host pada suatu VLAN tidak dapat terkoneksi dengan PC/host yang terdapat pada VLAN lain, kecuali terhadap VLAN-nya itu sendiri. Salah satu contoh perangkat yang memiliki fitur VLAN adalah Switch yang bisa di-manage (Manageable Switch). VLAN merupakan fasilitas unggulan dari Manageable Switch.
Demikian sedikit tutorial tentang VLAN Basic dari saya. Thx and Keep Blogging.