Di tengah persaingan pasar
smartphone yang sengit, tak jarang kita temui kampanye negatif yang dilakukan sang pesaing.
Ketakutan (
fear), ketidakpastian (
uncertainty), dan keraguan (
doubt), atau sering disingkat FUD, menjadi taktik pemasaran yang dianggap ampuh.
Untungnya platform yang kompetitif sering didukung oleh pengguna setia yang mau merogoh kocek demi perangkat pujaannya. Selain itu, sebagian dari mereka juga rela menulis
review di internet sebagai bentuk perlawanan terhadap rumor.
Begitu juga untuk platform
mobile. Banyak mitos keliru tentang Android, dan mitos tersebut terus berkembang. Padahal Faktanya berbeda berikut fakta yang termitoskan itu :
1. Android itu rumitBanyak yang beranggapan bahwa
smartphone dengan sistem operasi Android itu sulit digunakan. Pada kenyataannya, ikon-ikon dan menu yang ditampilkan Android lebih mudah dipelajari.
Kebanyakan pemakai Android baru berasal dari
feature phone (ponsel dengan kemampuan dasar).
Feature phone memiliki ikon yang kaku dan pilihan menunya berlapis-lapis. Berbeda dengan sistem operasi Android yang dibuat agar antarmukanya bisa dijelajahi dengan mudah dan gampang dipelajari.
Dalam setiap versi terbarunya, antarmukanya selalu ditingkatkan. Tidak ada perbedaan penggunaannya dibandingkan dengan platform lain.
Data
IDC yang baru-baru ini dikeluarkan menunjukkan pangsa pasar Android mencapai 80 persen. Hal tersebut menunjukkan betapa banyak orang yang bisa dengan cepat mengadopsi Android.
2. Android membutuhkan aplikasi Task KillerBanyak yang berpendapat bahwa Android membutuhkan aplikasi Task Killer yang berguna untuk menutup aplikasi yang sudah digunakan dan agar tidak berjalan di
background.
Pada awal-awal beredarnya
smartphone Android, banyak aplikasi Task Killer yang diunduh pengguna. Aplikasi lain yang sejenis juga banyak diminati. Apakah benar Task Killer bisa menghemat baterai Android?
Beberapa argumen mengatakan, Task Killer bisa menghemat baterai, tetapi yang berpendapat sebaliknya pun banyak. Seperti diskusi yang terjadi di situs
Lifehacker, ada yang mengatakan stabilitas dan baterai lebih baik saat Task Killer di-
uninstall.
Untuk membuktikannya sendiri, coba saja hapus aplikasi Task Killer di perangkat Android Anda, kemudian bandingkan performa dan daya tahan baterainya.
3. Android banyak "malware"
Malware Android memang banyak beredar. Namun, bagi pengguna kebanyakan, Android sangatlah aman. Untuk melindungi Android pun pengguna bisa melakukannya dengan mudah.
Setiap aplikasi dalam Android akan meminta izin akses dari pengguna dan pengguna bisa memutuskan sendiri apakah ingin menginstal aplikasi tersebut atau tidak.
Jika masih merasa rumit, masih ada alternatif dengan menginstal aplikasi keamanan yang independen. Jangan memasang aplikasi di luar Google Play Store karena kebanyakan
malwareberasal dari sumber pihak ketiga.
Untuk mengidentifikasi
malware, jangan buru-buru melakukan
update suatu aplikasi, baca dahulu ulasan dan lihat jumlah
download-nya. Lakukan hal yang sama saat Anda
browsing di PC, seperti tidak mengklik tautan atau
attachment e-mail yang mencurigakan.
Terakhir, jangan
root Android Anda. Bagian terlemah dari Android adalah penggunanya. Jika pengguna mem-
bypass lapisan keamanan yang dibuat dalam Android, maka pengguna membahayakan
smartphone-nya sendiri.
4. Semua "smartphone" Android samaBanyak pengguna yang mengatakan semua Android, merek dan model apa pun, itu
smartphoneyang payah. Saat ditelusuri, mereka ternyata menggunakan
smartphone Android dengan spesifikasi rendah dan biasanya dijual murah.
Google telah meningkatkan pengalaman penggunaan Android dan mengoptimalkan layanannya sehingga pengguna tidak butuh
hardware canggih untuk menikmati platform ini.
Sayangnya, kadang vendor
smartphone memasang aplikasi tambahan lain, seperti antarmuka buatan mereka sendiri dan pemakai Android memasang
bloatware, sehingga pekerjaan Google menjadi sia-sia.
Sisi positif dengan tidak adanya batasan dalam Android adalah, pengguna bisa memilih beragam perangkat dan harga yang bervariasi. Namun, sisi negatifnya adalah adanya kecacatan produk.
Bacalah
review banyak-banyak agar Anda bisa memilih
smartphone Android yang sesuai dan tidak harus merogok kocek dalam-dalam.
5. Android lebih sering bermasalah dibanding produk kompetitorPada saat awal
smartphone Android muncul, banyak yang berkata platform ini lambat. Aplikasi milik Android juga dibilang lebih sering
crash dibanding platform lain.
Yang sebenarnya terjadi adalah, tidak seiring sejalannya
update antara
hardware dan
software. Pengembang aplikasi kadang membutuhkan waktu untuk mengoptimalkan aplikasinya tiap kali ada
update hardware.
Beberapa studi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Seperti data dari
Crittercism yang dimuat majalah
Forbes yang mengatakan bahwa aplikasi iOS lebih sering
crash dibanding aplikasi Android. Namun, setahun kemudian, ternyata aplikasi iOS 6 lebih baik dibanding yang berjalan dengan Jelly Bean.
Setiap pengguna
smartphone pasti pernah mengalami
crash. Komplain yang lebih banyak dari Android kemungkinan berasal dari pengguna
smartphone murah dengan
hardware yang
underpowered, antarmuka yang telah dikustomisasi, serta
bloatware yang diinstal.
Smartphone atau tablet Android yang bagus tidak sering mengalami
lag atau
crash dibanding perangkat platform lain. Perlu diingat juga bahwa “bagus” belum tentu memiliki spesifikasi terbaik.