Getting Started with Arduino gives you lots of ideas for Arduino projects and helps you get going on them right away.
Monday, 24 February 2014
File Dan Codec, Apa Bendanya ?
Formatnya apa? Mov? mp4? flv? avi? mkv?Sering kita bertanya atau ditanya mengenai format video semacam itu. Tapi apakah kita betul-betul mengerti tentang jenis-jenis format itu? Paling jauh biasanya yang kita tahu adalah: flv adalah file video yang ada di youtube, mp4 biasanya untuk video klip, avi biasanya untuk file movie, dan mkv untuk movie dengan kualitas HD.
Agak konyol sebetulnya ketika kita katakan, "Formatnya mp4 aja, kualitasnya lebih bagus" atau "file mkv lebih jernih daripada avi", padahal sebetulnya format-format itu belum tentu ada hubungannya dengan kualitas video, bagus atau tidaknya. Format-format yang kita maksudkan tadi hanyalah jenis file, yang dalam istilah teknis (saya temukan di wikipedia) disebut container. Maksud container di sini, kalau diibaratkan, seperti sebuah kotak yang fungsinya menampung gambar dan suara sehingga bisa ditampilkan dengan ukuran/size yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan tersebut bisa berupa kebutuhan untuk streaming, untuk editing, untuk playback di PC, dsb.
Lalu apa yang menyebabkan jenis file yang satu bisa lebih bagus dari file yang lain padahal ukurannya tidak jauh berbeda? Yang bertanggung jawab di sini tidak lain adalah codec. Codec (compressor-decompressor) adalah metoda yang digunakan untuk mengkompres file video. Yang perlu dicamkan di sini adalah bahwa codec tidak sama dengan jenis file. Salah ketika ada orang yang mengatakan bahwa mp4 sama dengan mpeg-4. Mp4 adalah file, sedangkan mpeg-4 adalah codec. Kalau diibaratkan file video sebagai sepeda motor, maka codec adalah mesin motor. Performa sepeda motor sangat bergantung pada mesinnya. Begitu pula dengan file video, sangat bergantung dengan jenis codec.
Di sinilah kesalahfahaman sering terjadi. Ada anggapan bahwa untuk mengkonversi satu jenis file video ke jenis yang lain cukup memilih jenis file videonya saja, dari mp4 ke mov misalnya. Kita lupa bahwa kitapun harus menentukan jenis codec-nya. Sedangkan untuk satu jenis file video, bisa meng-cover beberapa jenis codec. Pada software editing Final Cut Pro misalnya. Proses capture, import atau export bisa menjadi rumit ketika kita salah menentukan jenis codec. Posisi klip di timeline menjadi unrender, kualitas gambar menurun, atau performa timeline menjadi berat. Itu dikarenakan settingan timeline dan source video berbeda, meskipun semua source terlihat sama, yaitu berjenis file mov.
Sebagai pengetahuan tambahan. Kembali ke analogi sepeda motor. Motor Honda memang dirakit oleh Honda, akan tetapi mesinnya belum tentu yang menciptakan adalah Honda. Sama halnya dengan file video dan codec. Keduanya dikembangkan oleh pihak yang berbeda. Untuk jenis file video, Apple menciptakan mov, Microsoft menciptakan avi, Adobe menciptakan flv. Lalu siapa yang menciptakan codec? Di sini anda perlu tahu mengapa kata-kata mpeg sering ditemui di berbagai jenis software video. MPEG kependekan dari Motion Picture Expert Group. Mereka sebetulnya adalah lembaga yang ditunjuk khusus untuk mengembangkan codec yang sedang kita bicarakan. Merekalah yang paling berjasa sehingga kita bisa menikmati youtube, film-film HD, dan mendengarkan musik dari mp3, dsb.
Dalam perjalanannya, mpeg terus meng-update codec-codec yang dibutuhkan. Karena itulah kita menemukan mpeg dalam berbagai versi: mpeg-1, mpeg-2, mpeg-3, dan yang terakhir mpeg-4. Jika anda masih mengenal Video CD, itulah salah satu produk mpeg-1 (mp3 pun masih merupakan produk mpeg-1). Lalu mpeg-2 menghasilkan DVD, dan yang terbaru mpeg-4 menghasilkan blueray. Nah, itu semua produk-produk dalam bentuk disc. Jika kita menilik ke bentuk file di komputer memang agak sedikit rumit karena kebutuhannya semakin kompleks - memperhatikan bandwidth, perkembangan speed internet, teknologi layar monitor, dll. Salah satunya saja, saat ini kita mengenal istilah H.264. Itu adalah karya terbaik yang dihasilkan mpeg-4. H.264 mampu menampilkan video berkualitas HD namun dengan ukuran yang cukup kecil. Oleh karena itu H.264 berguna untuk merampingkan video HD berukuran besar (ukuran gigabyte) ke ukuran yang bisa digunakan untuk mobile video seperti streaming (ukuran megabyte) tanpa mengurangi banyak kualitas.
Sekali lagi, yang kita bicarakan di paragraf sebelumnya adalah codec, bukan file. H.264 adalah codec yang bentuknya bisa bermacam-macam: bisa berbentuk mp4, mov, flv, atau avi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengupdate video player seperti quicktime, windows media player, vlc, atau media player classic. Inilah yang juga menjadi kesalahfahaman banyak orang. Jika anda mengalami file video yang tidak bisa dibuka atau terkesan rusak, belum tentu berarti bahwa file video tersebut rusak atau video playernya tidak bagus. Bisa jadi itu terjadi karena anda tidak mengupdate video player.
Atas dasar pengetahuan ini, maka kita bisa menerka: mengapa youtube menggunakan file flv, dan mengapa saat ini ada opsi HD di youtube. Youtube menggunakan flash player, sedangkan flash player adalah ciptaan Adobe. Maka jangan heran kalau jenis filenya pun flv, karena flv pun sama-sama ciptaan Adobe, dan Adobe terus mengupdate playernya sehingga support codec-codec terbaru, jadi mau tidak mau kita pun harus turut perintah Adobe, "Please install the latest flash player!". Hal yang sama juga terjadi di software editing. Mengapa Avid dan FCP lebih support ke file mov untuk proses export/import, sedangkan Adobe Premiere menggunakan avi atau mpg? FCP jelas-jelas dibuat oleh Apple, maka menggunakan file ciptaannya, mov. Avid, walaupun banyak diinstall di PC, Avid dulu karirnya ada di Apple (sebelum Avid dicemburui oleh Apple karena berselingkuh dengan PC), Karena itu masih lebih support ke file mov. Sedangkan Adobe Premiere di awal-awal memang diperuntukkan untuk PC, karena itu menggunakan file based Microsoft, yaitu avi.
Itulah beberapa hal-hal basic yang harus diketahui berkenaan dengan format video, terutama oleh editor video. Semoga pengetahuan ini bermanfaat.
Ditulis oleh : dani budiman
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment